Model pembelajaran untuk anak usia dini terus dikembangkan. Politeknik Negeri Malang (Polinema) memiliki terobosan. Lembaga pendidikan tinggi itu mengembangkan modul pembelajaran robotika.
Dalam pengembangannya, Polinema mendapatkan pendanaan dari Kemendikbud. Tepatnya lewat program Kedaireka. Yakni program yang mengutamakan sinergi kontribusi perguruan tinggi dengan komersialisasi mitra untuk kemajuan bangsa.
Pembuatan modul edukasi tersebut diketuai oleh Indrazno Siradjuddin, PhD. Sedangkan anggotanya adalah Dr M Junus, ST, MT, Mas Nurul Achmadiah, MT dan Gillang Al Azhar, MTrT.
Sedangkan dalam eksekusinya sendiri, Polinema juga melibatkan KIDO Robot. Sebuah lembaga edukasi pembelajaram robotika di Malang, yang sudah berpengalaman memberikan workshop di berbagai kota.
Berikut ini proses penyusunan modul robotika untuk anak usia dini yang diinisiasi oleh Polinema.
Dengan berbekal informasi dari beberapa sekolah dasar di penjuru Jawa Timur, modul ini telah sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran. Karena mudah dan aman dalam penggunaannya. Selain itu, harga yang diberikan juga disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Sebanyak 30 modul edukasi telah dibuat dan sedang dalam proses uji di Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Surabaya (BARISTAND). Pengujian tersebut di latarbelakangi oleh misi awal kegiatan ini. Yakni membuat modul edukasi yang aman dan ramah terhadap anak, khususnya anak usia dini.
Dalam pengerjaannya, tim melibatkan mahasiswa prodi Teknik Elektronika dan jurusan Teknik Elektro di Politeknik Negeri Malang. Mereka berpartisipasi dalam proses desain, perakitan, hingga integrasi sistem 30 unit modul edukasi robotika tersebut.
Proses pengerjaan yang dilakukan mahasiswa tidak hanya sebagai pembelajaran saja. Melainkan juga dapat dikonversikan menjadi 20 SKS. Karena mereka terdaftar sebagai mahasiswa yang melakukan magang MBKM.
Sehingga kegiatan itu turut serta mendukung program pemerintah Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka (MBKM).
Dalam prosesnya, kegiatan ini berdampak baik bagi semua pihak. Baik untuk mahasiswa, KIDO Robot, maupun bagi tim pengusul sendiri.
"Dengan adanya sinergi dalam program Kedaireka ini, sangat berdampak positif bagi kami (mitra) untuk bisa menciptakan modul edukasi robot yang berkualitas dengan teknologi terbaru," ungkap Edwin Aditya Herbanu, direktur KIDO Robot.
Edwin berharap, modul edukasi robot yang dibuat oleh pihaknya dan Polinema akan terus diperbaiki kualitasnya. Juga semakin tersebar pemakaiannya di seluruh Indonesia dalam 1-2 tahun ke depan.
Sejalan dengan hal tersebut, kata Edwin, KIDO Robot juga akan mengalami peningkatan produktivitas dan profit.
"Selain itu, perusahaan kami juga diuntungkan dari kegiatan magang mahasiswa dan kegiatan Kedaireka. Karena terjadi pertukaran ilmu antara mahasiswa dengan karyawan terkait ilmu akademik dan praktisi dari perguruan tinggi," paparnya.
KIDO Robot telah berpengalaman memberikan edukasi robotika dan kerjasama dengan guru-guru di pendidikan anak usia dini.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, pendidikan robotika yang dulunya hanya ada di level menengah atas sampai perguruan tinggi, belakangan bisa menyasar anak-anak SD. Saat ini, level usia dini sudah membutuhkan ilmu robotika walaupun masih dalam tahap ilmu dasar.
Karena itu, KIDO Robot berkomitmen untuk mencetak modul edukasi robotika yang sesuai dengan pendidikan anak usia dini. Baik secara fungsi keilmuan maupun cara penggunaannya.
Dari sisi mahasiswa yang masuk tim penyusunan modul, mereka merasakan manfaat yang sangat besar. Seperti yang diungkapkan Rian Egar, selaku mahasiswa magang MBKM.
"Melalui Program MBKM yang kami ikuti di CV KIDO Robot, kami mendapatkan pemahaman tentang industri robotika dan pengembangan teknologi terkini," jelas Rian.
"Proyek-proyek yang dikerjakan juga menuntut kreativitas dan ketekunan kami," imbuhnya.
Tidak hanya itu. Para mahasiswa juga semakin memahami dunia kerja. Seperti kedisiplinan, sikap, komunikasi, standarisasi, pelatihan, dan tanggung jawab.
Menurut ketua pengusul MF Indrazno Siradjuddin, perguruan tinggi dan mitra dapat meningkatkan reputasinya sebagai institusi pendidikan dan mitra swasta yang inovatif dan progresif di bidang STEM.
Perguruan tinggi bersama mitra dapat menyediakan sumber daya manusia, fasilitas, dan dana yang diperlukan untuk pengembangan prototipe teknologi robot. Sehingga dapat membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak-anak.
Serta dapat bersama-sama memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat dalam pengembangan prototipe teknologi robot. Juga dapat meningkatkan keterampilan mereka di bidang teknologi, pemrograman, dan desain.
"Melalui pengembangan teknologi robot untuk pendidikan STEM anak usia dini, perguruan tinggi dan mitra dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap masyarakat," jelas Indrazno.
Dengan demikian, lanjutnya, pengembangan prototipe teknologi robot untuk pendidikan STEM anak usia dini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perguruan tinggi dan mitra.
"Terutama dalam meningkatkan reputasi, menyediakan sumber daya, meningkatkan keterampilan, memperluas jaringan, dan memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat," papar Indrazno.
Kedaireka sendiri adalah solusi terkini dalam mewujudkan kemudahan sinergi kontribusi perguruan tinggi dengan komersialisasi mitra untuk kemajuan bangsa Indonesia. Yang sejalan dengan visi Kampus Merdeka Kemendikbud RI.
Kedaireka tercetus dari visi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim dan Direktur Jenderal Dikti Prof. Ir. Nizam M.Sc, DIC, Ph.D dalam mewujudkan kemudahan sinergi antara perguruan tinggi dan mitra dalam satu platform.
Platform Kedaireka memperkuat kolaborasi kampus dan industri. Komitmen terhadap Kedaireka turut didukung dengan hadirnya program matching fund sebagai insentif bersinergi.